Etika
Bisnis
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis sehari-hari. Etika bisnis adalah studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.
Penerapan Etika pada Organisasi Perusahaan
Dapatkah pengertian moral seperti tanggung jawab, perbuatan yang salah dan kewajiban
diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan, ataukah pada orang (individu) sebagai
perilaku moral yang nyata?
Ada dua
pandangan yang muncul atas masalah ini :
Pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena aturan yang
mengikat, organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa perusahaan
bertindak seperti individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka
lakukan, kita dapat mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan
mereka dan bahwa tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral dalam
pengertian yang sama yang dilakukan manusia.
Kedua, adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak masuk akal
berpikir bahwa organisasi bisnis secara moral bertanggung jawab karena ia gagal
mengikuti standar moral atau mengatakan bahwa organisasi memiliki kewajiban moral.
Organisasi bisnis sama seperti mesin yang anggotanya harus secara membabi buta
mentaati peraturan formal yang tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya, lebih
tidak masuk akal untuk menganggap organisasi bertanggung jawab secara moral karena
ia gagal mengikuti standar moral daripada mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal
bertindak secara moral.
Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan dan tindakan individu manusia,
indivdu-individulah yang harus dipandang sebagai penjaga utama kewajiban moral dan
tanggung jawab moral : individu manusia bertanggung jawab atas apa yang dilakukan
perusahaan. karena tindakan perusahaan secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan
perilaku mereka. Jika perusahaan bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan
tindakan yang dilakukan oleh individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak
secara moral, hal itu disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara
bermoral.
Perilaku Etika bisnis penting diperlukan untuk sukses jangka
panjang dalam sebuah bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk
kedua perspektif baik lingkup makro ataupun mikro.
1. Perspektif Makro
Pertumbuhan suatu negara
tergantung pada efektivitas dan efisiensi sistem pasar dalam mengalokasikan
barang dan jasa. Beberapa kondisi yang diperlukan supaya sistem dapat bekerja
secara efektif dan efisien adalah:
Adanya hak memiliki dan mengelola
properti swasta
Adanya kebebasan memilih dalam
perdagangan barang dan jasa
Adanya ketersediaan informasi
yang akurat berkaitan dengan barang dan jasa
Jika salah satu subsistem dalam
sistem pasar ini melakukan perilaku yang tidak etis, maka hal ini akan mempengaruhi
keseimbangan sistem dan mengambat pertumbuhan sistem secara makro.
Contoh-contoh perilaku tidak etis pada perspektif makro adalah:
a. Penyogokan atau suap: Yaitu memberikan sesuatu yang berharga dengan tujuan
mempengaruhi tindakan seorang pejabat dalam melaksanakan kewajiban publik. Suap
dimaksudkan untuk memanipulasi seseorang dengan membeli pengaruh. ‘Pembelian’
itu dapat dilakukan baik dengan membayarkan sejumlah uang atau barang, maupun
‘pembayaran kembali’ setelah deal terlaksana.
b. Tindakan pemaksaan: Merupakan tekanan, pembatasan, dorongan dengan paksa menggunakan
jabatan atau ancaman untuk memaksakan kehendak. Tindakan pemaksaan ini misalnya
berupa ancaman untuk mempersulit kenaikan jabatan, pemecatan, atau penolakan
terhadap seseorang.
c. Informasi palsu (Deceptive
information): Yaitu
memberikan informasi yang tidak jujur untuk mengelabuhi atau menutupi sesuatu
yang tidak benar.
d. Pencurian dan penggelapan: Tidak hanya di bidang politik dan militer, di dalam bidang
bisnis pun sudah ada kegiatan spionase. Fei Ye, (37 th), and Ming Zhong, (36
th) ditangkap polisi Amerika dengan tuduhan telah mencuri rancangan microchip
dan rahasia perusahaan dari perusahaan komputer Sun Microsystems Inc., NEC
Electronics Corp., Transmeta Corp. dan Trident Microsystems Inc. Mereka
ditangkap di airport San Fransisco saat akan terbang ke negeri Cina.
e. Perlakukan diskriminatif, yaitu perlakuan tidak adil atau penolakan terhadap orang-orang
tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin, kewarganegaraan, atau agama.
2. Perspektif Mikro
Dalam lingkup mikro perilaku etis
identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam lingkup mikro terdapat rantai
relasi dimana pemasok (supplier), perusahaan, konsumen, karyawan saling
berhubungan dalam kegiatan bisnis yang saling mempengaruhi. Tiap mata rantai di
dalam relasi harus selalu menjaga etika sehingga kepercayaan yang mendasari
hubungan bisnis dapat terjaga dengan baik.
Bagaimana perilaku etis dapat
berperan dalam menciptakan keberlangsungan usaha? Sebagian besar perusahaan
berusaha menciptakan adanya repetitive purchase (pembelian berulang) yang
dilakukan konsumen. Hal ini hanya dapat terjadi jika konsumen merasakan
kepuasan dalam mengkonsumsi produk tersebut. Perilaku tidak etis yang dilakukan
oleh perusahaan dapat mencederai kepuasaan ini.
Dalam kaitannya dengan dalam
relasi bisnis, setiap perusahaan ingin bekerja sama dengan perusahaan yang
dapat dipercaya. Kepercayaan ini ada di dalam reputasi perusahaan yang tidak
diciptakan dalam sekejap. Perilaku etis merupakan salah satu komponen utama
dalam membangun reputasi perusahaan.
Dalam hubungan dengan pihak
perbankan, banyak perbankan yang memasukkan komponen etika bisnis dalam
mempertimbangkan pengesahan permohonan kredit. Pihak perbankan lebih yakin
dalam mengabulkan pinjaman terhadap perusahaan yang telah melaksanakan
prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility.
Dalam skala global, telah merebak
kesadaran baru bahwa selain memiliki hak-hak sebagai konsumen, mereka juga
memiliki kewajiban. Mereka menyadari bahwa perilaku konsumsi mereka dapat
berpengaruh terhadap ketidak-adilan dan kerusakan lingkungan. Itu sebabnya,
lapisan masyarakat yang terdidik mulai selektif di dalam mengkonsumsi suatu
barang/jasa. Mereka tidak akan membeli barang yang diproduksi oleh perusahaan
yang membalak hutan. Mereka menolak produk dari pabrik yang tidak memberi upah
yang layak kepada buruhnya.
Sedangkan secara internal,
penerapan etika juga dapat meningkatkan kinerja dan loyalitas karyawan terhadap
perusahaan. Menurut penelitian Erni Rusyani (dosen Fak. Ekonomi Unpas Bandung)
perusahaan yang tidak perduli pada etikq bisnis, maka kelangsungan hidup
perusahaan itu akan terganggu dan akan berdampak pula pada kinerja keuangannya.
Hal ini terjadi akibat pihak manajemen dan karyawan yang cenderung mencari
keuntungan semata sehingga terjadi penyimpangan norma-norma etis. Segala
kompetensi, keterampilan, keahlian, potensi, dan modal lainnya ditujukan
sepenuhnya untuk memenangkan kompetisi yang tidak sehat ini.
Di dalam tingkat kompetisi yang
sangat tinggi, perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang inovatif,
proaktif, dan berani dalam mengambil risiko. Hal ini hanya dapat terjadi jika
perusahaan itu memiliki budaya kerja yang suportif. Salah satu syaratnya adalah
adanya etika perusahaan.
Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Sosial Dalam Suatu Perusahaan Penjabaran
dari kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab
sosial bisnis. Itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian sosial
suatu bisnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek bisnis etik dalam
masyarakat.
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di indonesia adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP).
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di indonesia adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP).
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak
dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur
kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberpa contoh hak karyawan adalah seperti
cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja
b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi
menjaga lingkungan
c. Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (k3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang
berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung maupun yang lainnya.
d. Perkebunan Inti Rakyat (PIR).
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik
masyarakat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan
dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang
berfungsi sebagai plasma.
e. Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat.
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah
sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. terkadang hal ini menyebabkan masalah
kepada pengusaha besar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi dalam
pelaksanaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar